Menurut Direktur Unit Donor Darah Pusat Palang Merah
Indonesia (PMI), dr Yuyun Soedarmono, ada beberapa hal yang membuat orang
enggan donor darah yaitu mulai dari tidak tahu lokasi mendonor, takut sakit
atau tertular infeksi, tak punya waktu, menunggu lama, hingga petugas yang
kurang ramah. Sehingga kesadaran orang untuk donor darah nyatanya masih cukup
rendah.
Padahal, selain bermanfaat bagi penerima, donor darah juga bermanfaat untuk kesehatan si pendonor itu sendiri. Berikut adalah
manfaat kesehatan yang diperoleh pendonor.
- Produksi
sel baru
Mendonorkan
darah dapat merangsang sumsum tulang belakang anda untuk memproduksi sel baru.
Dengan kata lain, donor darah mengambil darah yang lama untuk diganti sel baru
atau regenerasi sel darah.
- Cegah
radikal bebas
Donor darah
menjaga kadar zat besi dalam tubuh agar tetap normal. Jika zat besi berlebihan
maka hasil akhir radikal bebas (sifatnya karsinogenik). Kondisi ini dapat
berpotensi menjadi kanker.
- Hindari
risiko kardiovaskular
Bagi anda
yang rutin mendonorkan darah boleh bersuka cita. Pasalnya, donor darah dapat
memicu metabolisme agar aliran darah tetap lancar. Sehingga tak ada lagi
penyumbatan darah pada pembuluh darah. Dengan demikian, risiko terserang
peyakit jantung dan stroke berkurang.
- Sebagai tes
kesehatan diri untuk mendeteksi penyakit
Status
kesehatan seorang pendonor akan berubah setiap tiga bulan sekali dan dengan
mendonorkan darah ini kesehatan diri, secara tak langsung anda sedang
memeriksakan diri. Dimana bila memang terdapat penyakit menempel tubuh, pasti
bisa cepat terdeteksi, sehingga keuntungannya Anda dapat mengambil penanganan
yang optimal dan risiko penyakit untuk sembuh relatif cepat.
- Dapat
mengurangi kolesterol
Pendonor yang rutin mendonorkan
darahnya setiap tiga bulan dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan
stroke sebesar 30 persen. Hal ini bisa terjadi, karena memungkinkan terjadinya
pergantian sel darah baru. Sehingga badan pun anda pun jadi lebih sehat. Selain
itu juga, dapat mengurangi risiko jantung koroner, dimana kadar Fe (besi) dalam
darah menjadi berkurang.
- Dapat mengontrol tekanan darah
Hal ini karena seorang yang rutin mendonorkan darah
setiap tiga bulan dapat membantu mengstabilkan kadar zat besi yang berlebihan.
- Dapat mengurangi risiko kanker
Radikal bebas yang kerap memicu
kanker di tubuh seseorang, dapat dihilangkan bila darah seseorang zat besi
selalu teregenerasi. Inilah salah satu manfaat dari mendonorkan darah.
- Kesehatan
psikologis meningkat
Kondisi itu muncul karena rasa puas
pendonor yang dapat membantu menyelamatkan kehidupan orang lain.
Kegiatan donor darah yang bagus dan
efektif adalah setiap tiga bulan sekali
karena selama periode tersebut adalah waktu tepat bagi pendonor untuk
menumbuhkan kembali darah baru. Hal ini disampaikan Farid Husein, perwakilan
Palang Merah Indonesia.
(1) Syarat-syarat
teknis menjadi donor darah :
- Umur 17-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan
menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orang tua).
- Berat badan minimal 45 kg.
- Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat
Celcius.
- Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160
mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg.
- Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100
kali/ menit.
- Hemoglobin baik pria maupun perempuan
minimal 12,5 gram.
- Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak
lima kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini
harus sesuai dengan keadaan umum donor.
(2) Seseorang
tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan :
- Pernah
menderita hepatitis B.
- Dalam jangka
waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.
- Dalam jangka
waktu enam bulan sesudah transfusi.
- Dalam jangka
waktu enam bulan sesudah tato/tindik telinga.
- Dalam jangka
waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
- Dalam jangka
waktu enam bulan sesudah operasi kecil.
- Dalam jangka
waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
- Dalam jangka
waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria, atau profilaksis.
- Dalam jangka
waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, dan tetanus toxin.
- Dalam jangka
waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.
- Dalam jangka
waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang.
- Dalam jangka
waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit.
- Sedang hamil
dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan.
- Sedang
menyusui.
- Ketergantungan
obat.
- Alkoholisme
akut dan kronis.
- Mengidap
Sifilis.
- Menderita
tuberkulosis secara klinis.
- Menderita
epilepsi dan sering kejang.
- Menderita
penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
- Mempunyai
kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan G6PD, thalasemia,
dan polibetemiavera.
- Seseorang
yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis,
berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik tidak steril).
- Pengidap
HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah.
(3) 7
Tips Sehat untuk yang Baru Pertama Kali Donor Darah.
1. Tidur 4 jam
sebelum donor.
2. Makan 3-4 jam
sebelum menyumbangkan darah. (Jangan menyumbangkan darah saat perut kosong).
3. Minum minimal
3 gelas sebelum mendonorkan darah.
4. Beristirahatlah
setelah donor minimal 10 menit sambil menikmati hidangan donor, sebelum beraktivitas.
5. Kembali
beraktivitas setelah donor darah tidak berbahaya bagi kesehatan.
6. Untuk
menghindari bengkak di lokasi bekas jarum, hindari mengangkat benda berat selama 12 jam.
7. Banyak minum
sampai 3 hari ke depan utk mengembalikan sepenuhnya volume darah.
(4) Makanan yang berkualitas setelah
donor darah
Seperti yang diketahui proses donor
hanya dapat dilakukan oleh individu yang berkualitas. Makan makanan yang tepat
setelah donor darah dapat membantu mengisi kembali kehilangan zat besi dan
vitamin.
1. Makan yang mengandung banyak zat besi.
Tanpa zat besi, tubuh tidak dapat
mempertahankan atau memproduksi sel darah merah yg sehat. Karena tubuh anda
harus mulai membuat sel-sel darah baru, makanan yg mengandung zat besi stlh
donor darah dpt memberikan tubuh awal yg baik.
Contoh : Makanan kaya zat besi antara lain, bayam,
daging merah, ikan, unggas, kacang.
2. Makanan Mengandung Folat
Tubuh Anda menggunakan folat / vit
B-9 asam folat / folacin, untuk memproduksi sel darah merah baru.
Contoh : Makanan yang mengandung folat termasuk hati,
kacang, asparagus dan sayuran berdaun
hijau seperti bayam,brokoli,selada. Jus jeruk adalah sumber folat yang bagus.
3. Makanan mengandung Riboflavin / vitamin
B-2
Merupakan
vitamin yang diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah. Riboflavin/
vit B-2 membantu tubuh kita mengubah karbohidrat menjadi energi bagi
tubuh. Setelah anda donor darah anda merasa lemah, mengkonsumsi makanan yg
mengandung vit B-2 dpt membantu agar tetap bugar. Makanan mengandung riboflavin termasuk makanan yang memiliki zat
besi dan folat.
Contoh : Telur, kacang polong, kacang2an, sayuran
berdaun hijau, brokoli, asparagus, sereal.
susu, yogurt.
4. Makanan yang mengandung Vitamin B-6
Tubuh
anda membutuhkan vitamin B-6 untuk membangun sel darah yang sehat. Karena
protein mengandung banyak nutrisi yang anda butuhkan setelah donor darah ,
makanan vitamin B-6 dapat membantu.
Contoh : Makanan
vitamin B-6 meliputi kentang, pisang, kacang-kacangan, daging merah, ikan, telur dan bayam.
5. Minum Air putih
Jangan
mengabaikan pentingnya cairan bersama dengan makanan yang anda makan. cairan
yang terbaik adalah Air. Minum air
putih lebih banyak hingga 48 jam setelah donor darah sangat penting dalam
membantu tubuh anda untuk menyesuaikan diri.
Makan
dan minum yang sehat setelah donor darah dapat membantu anda memperoleh
kembali energi. Dan tubuh anda dapat memulai perjalanan untuk membangun kembali
sel-sel darah yang baru sehingga siap didonasikan lagi 3 bulan mendatang.
(5) 6 alasan kenapa kita harus
donor darah :
Orang
memerlukan bantuan darah ketika mereka mengalami kecelakaan, operasi kesehatan,
dan lain-lain. Dengan mendonorkan darah, maka kita menyediakan persediaan bagi
mereka yang membutuhkannya. Mungkin kita sering dengar slogan “give blood,
save lives“. Ya, setetes darah dapat menyelamatkan hidup seseorang.
Kandungan
zat besi dalam darah memiliki korelasi dengan meningkatnya resiko terkena
penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan juga dapat menyebabkan oksidasi
kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk dalam dinding arteri yang
memperkecil luas permukaan aliran darah. Semakin lama, tumpukan ini akan
menyumbat dan meningkatkan peluang terkena serangan jantung dan stroke.
Dengan rutin mendonorkan darah, maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih
stabil.
Ketika mendonorkan darah, tubuh akan segera
menggantinya dengan darah yang baru! Sel darah ini diproduksi di sumsum tulang
belakang. Tubuh membutuhkan waktu sedikitnya 2 bulan untuk memproduksi darah
dengan jumlah yang sama dengan yang didonorkan. Jadi tidak akan pernah habis
darah seseorang yang rutin mendonorkan darahnya. Sebaliknya, pendonor darah
akan selalu mendapatkan pasokan darah yang baru sesaat setelah selesai
mendonorkan darahnya. Seperti air bak mandi, air yang bersih pastilah air bak
mandi yang sering dikuras bukan ?
Setiap
450 mL darah yang kita donorkan, akan membantu proses pembakaran kurang lebih
650 kalori. Itu adalah jumlah kalori yang cukup signifikan untuk membuat tubuh
kita ramping.
Mungkin
kita semua tidak punya uang 2 Milyar untuk bisa disumbangkan. Tapi pasti kita
semua punya sedikit darah untuk didonorkan. Dan mungkin kepuasan
mendonorkan darah 450 mL secara psikologis bisa sama puasnya dengan
menyumbangkan uang 2 Milyar (saya sendiri belum pernah menyumbang 2 Milyar, he
he. Semoga nanti bisa), apalagi ketika “sumbangan” yang kita berikan bisa
menyelamatkan nyawa orang lain. Tidak ada yang bisa menilai nyawa seseorang kan
ya? Selain itu, penelitian juga menyebutkan bahwa orang usia lanjut yang rutin
mendonorkan darahnya akan merasakan energi dan kebugaran yang lebih.
Setiap
melakukan donor darah, ada serangkaian tes yang diberikan kepada calon
pendonor. Serangkaian tes gratis ini dapat memberikan deteksi awal terhadap
berbagai penyakit yang mungkin belum pernah kita sadari.
Sumber :