Jam hidup manusia terbagi atas tiga
tahap yaitu delapan jam bekerja normal, delapan jam selanjutnya digunakan untuk
kerja ringan dan delapan jam lainnya untuk istirahat total. Tidak ada yang
dapat menggantikan jam biologis ini, meskipun manusia menyuplai berbagai macam
suplemen untuk tetap fit seharian karena suplemen hanya memiliki sedikit peran
dalam produktivitas tubuh dan bahkan akan memperparah penyakit akibat
menumpuknya berbagai bahan kimia yang berlebihan dan dapat merugikan tubuh.
Maka dari itu istirahat yang cukup sangat penting demi menjaga stabilitas kerja
tubuh dan menghindari berbagai dampak yang ditimbulkan dari kurangnya waktu
tidur malam hari oleh aktivitas tambahan. Nah! Biar lebih memantapkan diri
untuk tidak begadang lagi, saya akan bagikan beberapa dampak-dampak begadang
yang akan menyerang tubuh anda ketika melakukan aktivitas begadang ini dalam
jangka waktu panjang.
·
Positif
1. Membantu
proses pembakaran kalori
Sebuah penelitian yang dilakukan
para ahli dari Colorado Sleep and Chronobiology Laboratory menemukan bahwa
begadang dapat membantu proses pembakaran kalori. Para ahli itu mengatakan
begadang dapat membakar kalori sebanyak 135 kalori. Jumlah tersebut setara
dengan berjalan kaki sepanjang 3,2 kilometer. Profesor Kenneth Wright, pemimpin
penelitian itu mengatakan bahwa jumlah penyimpanan energi yang dibutuhkan untuk
menjelaskan epidemi obesitas adalah 50 kalori sehari, sehingga temuan itu
sangat berarti. Kendati demikian, Wright menekankan bahwa begadang bukanlah
cara yang baik untuk digunakan dalam program penurunan berat badan karena
mereka yang menghabiskan waktu lebih dari 16 jam untuk tetap terjaga harus
mendapatkan istirahat tanpa jeda selama 8 jam. Itu bertujuan untuk menjaga
kondisi beberapa organ tubuh.
· Negatif
1. Suatu Bentuk Penyiksaan
Kurang tidur juga merupakan suatu
bentuk penyiksaan. Cara ini pernah digunakan untuk menginterogasi orang lain.
Korban dibuat terjaga selama beberapa hari, kemudian diijinkan tidur, dan
kemudian dibangunkan paksa dengan tiba-tiba dan diinterogasi. Nicole Bieske,
seorang pembicara dari Badan Amnesti Internasional Australia mengatakan bahwa
setidaknya kekurangan tidur sangatlah kejam dan tidak berperikemanusiaan.
2. Mempengaruhi Otak
Kekurangan tidur dapat mempengaruhi
kerja otak. Sebuah studi di UCSD Sekolah Obat-obatan dan Sistem Pengobatan Maju
di San Diego, dengan menggunakan teknologi imaging gelombang magnetis untuk
memantau kerja otak dalam keadaan kurang tidur, menunjukkan bahwa otak bagian
cortex frontal menunjukkan aktifitas yang lebih banyak. Meskipun demikian,
kinerja memori menurun sangat drastis pada kondisi ini. Penelitian pada hewan
dalam keadaan kurang tidur juga menunjukkan penigkatan dalam produksi hormon
stress, yang bisa saja menghambat regenerasi sel pada otak prang dewasa. Beberapa
kejadian serangan syaraf yang berdampak kematian terjadi karena sang korban
kurang atau bahkan tidak pernah tidur malam. Pernah seorang supir meninggal
dunia pada umur 32 karena tidak pernah tidur malam selama kehidupan bekerjanya,
padahal ia orang yang menjaga kesehatan, tidak memiliki penyakit, dan kuat.
3. Konsentrasi menurun
Tidur yang baik memainkan peran
penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal.
Pertama, dapat mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan
masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus
tidur pada malam hari berperan dalam “menguatkan” memori dalam pikiran. Jika
tidak cukup tidur, maka kemampuan mengingat hal-hal yang dipelajari dan dialami
selama seharian akan menurun. Menurut Sean Drummond PhD, peneliti masalah tidur
dari University of California, San Diego, orang yang sedang capek biasanya
lebih mudah mengambil risiko dengan harapan mendapat hasil maksimal. Padahal,
hal itu justru sering membuat rencana berantakan. Dalam kasus yang biasa terjadi
pada mahasiswa. Harus begadang menyiapkan bahan untuk presentasi besok jam 7
pagi. Setalah bahan presentasi diselesaikan, pada saat presentasi, semua ide
pikiran lupa untuk dituangkan. Itu dikarenakan otak kita udah lelah dan tidak
mampu untuk berpikir lagi. Sehingga menyebabkan konsentrasi menurun.
4. Memicu Rasa Gelisah
Rasa gelisah setiap malam pasti akan
terus menghantui para penggemar begadang yang memiliki kualitas tidur buruk;
reaksi tubuh pun bisa menurun. Yang lebih kronis lagi, perasaaan bahagia tidak
akan menghampiri hidup mereka yang kurang tidur. Joyce Walsleben, PhD
menyebutkan bahwa tidur dan suasana hati diatur oleh zat kimia otak yang sama.
Hal ini dapat meningkatkan risiko pengembangan depresi, tapi mungkin hanya bagi
mereka yang sudah rentan terhadap penyakit.
5. Meningkatkan resiko kematian
Dalam penelitian Whitehall ke-2,
peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian
lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil
penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari
5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor,
bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskuler. Kurang tidur juga dapat memengaruhi penafsiran tentang
peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi
secara akurat dan bijaksana. Orang yang kurang tidur sangat rentan terhadap
penilaian buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang terhadap
sesuatu.
1 komentar:
duhh,,,,backgroundnya bikin susah ngebacanya......
btw thanks infonya :D
Posting Komentar